Rabu, 21 Maret 2012

Installasi SAMBA File Server di Ubuntu 9.04


Pertama login terlebih dahulu menjadi root (super user)
$sudo su -
password :
Kemudian install paket samba, perlu sebelum installasi samba dipastikan repositori sudah berjalan dengan baik.
#apt-get install samba
Setelah installasi selesai, masuk ke direktori /etc/samba jika ada file smb.conf berarti installasi berhasil dengan baik.
#cd /etc/samba
Selanjutnya mulai mengkonfigurasi samba file server, backup terlebih dahulu file smb.conf, kemudian edit file smb.conf seperti langkah berikut
#cp smb.conf smb.conf.asli
#nano smb.conf
Akses folder tanpa password
Awalnya kita buat samba file server untuk memberikan akses folder tanpa password kepada setiap host yang terhubung ke samba file server. Kebutuhan ini sangat umum di setiap jaringan lokal atau LAN dimana semua user bisa mengkases folder tersebut dan membaca file-file dalam folder.
Langkah pertama, kita buat foldernya terlebih dahulu
#mkdir /home/santok/master
Secara default ketika folder dibuat file permissionnya adalah 755 yang artinya selain user yang memiliki folder tersebut hanya bisa read only. Jika ingin folder tersebut writeable atau setiap user bisa membaca, menghapus dan mengedit maka rubah file permission menjadi 777 dengan melakukan perintah sebagai berikut
# chmod – R 777 /home/santok/master
akibatnya file didalam folder master dalam direktori home user santok menjadi rewriteable.
Selanjutnya konfigurasi file smb.conf dan rubah atau sesuaikan bagian berikut
[Global]
workgroup = Telkom
netbios name = STK
server string = STKSambaFileServer
security = share
host allow = 172.16.0.0/16 127.0.0.1
[public]
path = /home/santok/master
comment = Master di STK
public = yes
read only = yes
browseable = yes
Pada konfigurasi diatas option security = share menjadikan akses ke samba file server tidak memerlukan password. Sedangkan host allow adalah alamat jaringan yang boleh mengakses ke samba file server. Opsi path letak folder direktori yang di share, sedangkan opsi public = yes adalah folder yang di share sifatnya public bukan private. Opsi read only = yes menjadikan folder yang di share hanya dapat dibaca saja, namun jika ingin juga menghapus dan meng edit opsi ini harus di set ke no dan file permission di set ke 777 seperti dijelaskan sebelumnya. Dan yang terakhir opsi browseable menyebabkan folder ini dapat dilihat oleh siapapun.
Setelah selesai restart samba server dengan perintah
# /etc/init.d/samba restart
File Sharing dengan Autentikasi User
Samba File server selanjutnya di konfigurasi untuk akses user ke samba server harus terlebih dahulu memasukkan username dan password. Umumnya user untuk akses ke samba server juga adalah user sistem untuk login ke mesin samba server, kali ini user yang dibuat hanya user untuk akses ke samba server saja.
Pertama buatlah satu user untuk group prodi telkom, satu user untuk prodi elka, satu user untuk prodi komputer dan satu user lagi yang memiliki group telkom, elka, dan komputer.
# useradd -s /sbin/nologin telkom
# useradd -s /sbin/nologin elka
# useradd -s /sbin/nologin komputer
# useradd -s /sbin/nologin -G telkom izzati
# useradd -s /sbin/nologin -G elka ayyash
# useradd -s /sbin/nologin -G komputer fatimah
# useradd -s /sbin/nologin -G telkom,elka,komputer hasan
Penjelasan diatas yaitu user izzati tergabung dalam group telkom, ayyash ke elka, dan fatimah ke komputer, sedangkan hasan masuk ke dalam tiga group sekaligus yaitu telkom, elka, dan komputer. Opsi -s menyebabkan user tidak dapat login ke sistem linux, dan opsi -G untuk menambahkan group tempat user berada.
Selanjutnya membuat password samba untuk tiap-tiap user, ini penting untuk keamanan mengakses folder dan file dalam samba file server.
# smbpasswd -a izzati
New SMB password:
Retype new SMB password:
Added user izzati.
# smbpasswd -a ayyash
New SMB password:
Retype new SMB password:
Added user ayyash.
# smbpasswd -a fatimah
New SMB password:
Retype new SMB password:
Added user fatimah.
# smbpasswd -a hasan
New SMB password:
Retype new SMB password:
Added user hasan.
Persiapan terakhir aalah membuat folder sebagai tempat penampungan data-data yang akan di shared kepada user yang telah dibuat sebelumnya. Anda bisa meletakkan folder dimana pun anda inginkan, dalam hal ini misalnya di folder /home/santok/samba/. Berikan juga izin akses ke tiap-tiap folder sesuai izin akses yang ditentukan dengan memberikan perintah chmod.
# mkdir -p /home/santok/samba
# mkdir /home/santok/samba/telkom
# chmod 775 /home/santok/samba/telkom
# chown telkom.telkom /home/santok/samba/telkom
# mkdir -p /home/santok/samba/elka
# chmod 775 /home/santok/samba/elka
# chown elka.elka /home/santok/samba/elka
# mkdir -p /home/santok/samba/komputer
# chmod 775 /home/santok/samba/komputer
# chown komputer.komputer /home/santok/samba/komputer
Direktori samba di /home/santok merupakan direktori utama sebagai tempat penampungan data dari group telkom, elka, dan komputer. Sekarang anda akan menggunakan group-group yang telah dibuat sebelumnya yaitu telkom, elka, dan komputer. User-user yang dibuat juga akan digunakan dalam studi kasus kali ini, yaitu izzati, ayyash, fatimah, dan hasan. User-user ini sudah mempunyai group nya masing-masing, dan user-user tersebut hanya bisa menggunakan folder sharing sesuai dengan group yang dimilikinya.
Berikut konfigurasi dalam smb.conf
[Global]
workgroup = Telkom
netbios name = STK
server string = STKSambaFileServer
security = user
host allow = 172.16.0.0/16 127.0.0.1
[public]
path = /home/santok/master
comment = Master di STK
public = yes
read only = yes
browseable = yes
create mask = 0775
force create mode = 0775
directory mask = 0775
force directory mode = 0775
[telkom]
comment = Telkom
path = /home/santok/samba/telkom
writeable = yes
browseable = yes
create mask = 0775
force create mode = 0775
directory mask = 0775
force directory mode = 0775
[elka]
comment = Elka
path = /home/santok/samba/elka
writeable = yes
browseable = yes
create mask = 0775
force create mode = 0775
directory mask = 0775
force directory mode = 0775
[komputer]
comment = Komputer
path = /home/santok/samba/komputer
writeable = yes
browseable = yes
create mask = 0775
force create mode = 0775
directory mask = 0775
force directory mode = 0775
Opsi terpenting di sini adalah nilai security berubah dari share menjadi user, dimana setiap user yang mengakses ke samba akan diminta memasukkan password autentifikasi, sesuai dengan yang telah anda buat sebelumnya. Opsi create mask dan force create mode berfungsi untuk mengubah izin akses file yang dibuat oleh user secara otomatis, sedangkan directory mode dan force directory mode digunakan untuk mengubah nilai izin akses direktori yang dibuat user secra otomatis. Lakukan restart samba dengan perintah
#/etc/init.d/samba restart
Dengan konfigurasi diatas, sesuai denga nuser yang bergabung pada group-nya masing-masing, izzati hanya bisa melakukan baca dan tulis pada folder share telkom, ayyash hanya bisa melakukan baca dan tulis pada folder elka, fatimah hanya bisa melakukan baca tulis pada folder komputer. User hasan karena tergabung dalam semua group maka bisa melakukan baca dan tulis pada semua folder di direktori samba, yaitu telkom, elka, dan komputer.
Akses Folder Share Samba dari Client Linux
Cara akses untuk semua distro Linux hampir sama, anda harus menginstal paket yang bernama samba-client yang pada umumnya saat installasi distro linux semisal ubuntu 9.04 sudah terinstall. Berikutnya buka file browser kalau di ubuntu Places => Computer kemudian tekan Ctrl L dan isikan pada kolom halaman, alamat IP dari samba file server dalam contoh dibawah ini 172.16.10.2.
 smb://172.16.10.2
Apabila konfigurasi diatas tidak ada yang salah direktori sharing akan terlihat di kolom bawah. Apabila tampilannya kosong, coba lakukan reload dengan melakukan klik pada menu reload pada bagian atas file browser, sampai folder-folder sharing muncul.
Khusus untuk file sharing yang menggunakan autentifikasi, biasanya setelah anda melakukan klik pada folder akan dimintai user dan password untuk mengakses folder tersebut. Apabila anda ingin keluar dari folder sharing, klik kanan pada ikon folder sharing di desktop, dan pilih unmount. Anda perlu login kembali apabila ingin mengkases folder sharing-nya.
Akses Folder Share Samba dari Client Windows
Setelah mengetahui cara akses folder share samba dari client Linux, berikutnya kita akan mempelajari cara akses folder share-samba dari client windows. Biasanya untuk mengkases file sharing dari windows, user biasanya menggunakan windows explorer, jalankan windows explorer dengan cara klik kanan pada menu start dan pilih explorer.
Dari halaman Windows Explorer pindah ke kolom address atau alamat, kemudian anda cukup mengetikkan alamat IP fileserver samba setelah tanda \\ misal : \\172.16.10.2
Tidak berapa lama, akan langsung tampil folder share-nya. Namun untuk direktori folder share yang menggunakan autentifikasi anda akan diminta untuk memasukkan password dan user yang digunakan untuk mengkases samba.

Selasa, 13 Maret 2012

AL BARZANJI (KISAH NABI)


Al-Barzanji atau Berzanji adalah suatu do’a-do’a, puji-pujian dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad saw yang biasa dilantunkan dengan irama atau nada. Isi Berzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad saw yakni silsilah keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga diangkat menjadi rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan umat manusia.
Nama Barzanji diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi bernama Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin Muhammad Al – Barzanji. Beliau adalah pengarang kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Mawlid Al-Barzanji. Karya tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd Al-Jawahir (kalung permata) atau ‘Iqd Al-Jawhar fi Mawlid An-Nabiyyil Azhar. Barzanji sebenarnya adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Nama Al-Barzanji menjadi populer tahun 1920-an ketika Syaikh Mahmud Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang pada waktu itu menguasai Irak.
Kitab Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu kitab maulid yang paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok negeri Arab dan Islam, baik Timur maupun Barat. Bahkan banyak kalangan Arab dan non-Arab yang menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan yang sesuai. Kandungannya merupakan Khulasah (ringkasan) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan hingga wafatnya. Syaikh Ja’far Al-Barzanji dilahirkan pada hari Kamis awal bulan Zulhijjah tahun 1126 di Madinah Al-Munawwaroh dan wafat pada hari Selasa, selepas Asar, 4 Sya’ban tahun 1177 H di Kota Madinah dan dimakamkan di Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau dari kalangan anak-anak perempuan Junjungan Nabi saw.
Sayyid Ja’far Al-Barzanji adalah seorang ulama’ besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Sa’adah Al Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amalnya, keutamaan dan keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat kebajikan bersedekah,dan pemurah.
Nama nasabnya adalah Sayid Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul Rasul ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Ja’far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a.
Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.Antara guru-guru beliau dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji, Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatullah Al-Hindi. Sayid Ja’far Al-Barzanji telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani, Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits, Tafsir, Hikmah, Handasah, A’rudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf, Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah.
Syaikh Ja’far Al-Barzanji juga seorang Qodhi (hakim) dari madzhab Maliki yang bermukim di Madinah, merupakan salah seorang keturunan (buyut) dari cendekiawan besar Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul Sayyid Al-Alwi Al-Husain Al-Musawi Al-Saharzuri Al-Barzanji (1040-1103 H / 1630-1691 M), Mufti Agung dari madzhab Syafi’i di Madinah. Sang mufti (pemberi fatwa) berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak, lalu mengembara ke berbagai negeri sebelum bermukim di Kota Sang Nabi. Di sana beliau telah belajar dari ulama’-ulama’ terkenal, diantaranya Syaikh Athaallah ibn Ahmad Al-Azhari, Syaikh Abdul Wahab At-Thanthowi Al-Ahmadi, Syaikh Ahmad Al-Asybuli. Beliau juga telah diijazahkan oleh sebahagian ulama’, antaranya : Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi, Sayid Muhammad At-Thobari, Syaikh Muhammad ibn Hasan Al A’jimi, Sayid Musthofa Al-Bakri, Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri.
Syaikh Ja’far Al-Barzanji, selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan mengajar di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu, akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya. Penduduk Madinah sering meminta beliau berdo’a untuk hujan pada musim-musim kemarau.
Historisitas Al-Barzanji tidak dapat dipisahkan dengan momentum besar perihal peringatan maulid Nabi Muhammad saw untuk yang pertama kali. Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad saw pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris.
Kita mengenal itu sebagai Perang Salib atau The Crusade. Pada tahun 1099 M tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu kehilangan semangat perjuangan dan persaudaraan ukhuwah. Secara politis memang umat Islam terpecah-belah dalam banyak kerajaan dan kesultanan. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.
Adalah Sultan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi -dalam literatur sejarah Eropa dikenal dengan nama Saladin, seorang pemimpin yang pandai mengena hati rakyat jelata. Salahuddin memerintah para tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub- katakanlah dia setingkat Gubernur. Meskipun Salahuddin bukan orang Arab melainkan berasal dari suku Kurdi, pusat kesultanannya berada di kota Qahirah (Kairo), Mesir, dan daerah kekuasaannya membentang dari Mesir sampai Suriah dan Semenanjung Arabia. Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Salahuddin mengimbau umat Islam di seluruh dunia agar hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang setiap tahun berlalu begitu saja tanpa diperingati, kini harus dirayakan secara massal.
Sebenarnya hal itu bukan gagasan murni Salahuddin, melainkan usul dari iparnya, Muzaffaruddin Gekburi yang menjadi Atabeg (setingkat Bupati) di Irbil, Suriah Utara. Untuk mengimbangi maraknya peringatan Natal oleh umat Nasrani, Muzaffaruddin di istananya sering menyelenggarakan peringatan maulid nabi, cuma perayaannya bersifat lokal dan tidak setiap tahun. Adapun Salahuddin ingin agar perayaan maulid nabi menjadi tradisi bagi umat Islam di seluruh dunia dengan tujuan meningkatkan semangat juang, bukan sekadar perayaan ulang tahun biasa.
Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari Khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata Khalifah setuju. Maka pada musim ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H / 1183 M, Salahuddin sebagai penguasa Haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan instruksi kepada seluruh jemaah haji, agar jika kembali ke kampung halaman masing-masing segera menyosialkan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 / 1184 M tanggal 12 Rabiul Awal dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan berbagai kegiatan yang membangkitkan semangat umat Islam.
Pada mulanya gagasan Salahuddin ditentang oleh para ulama. Sebab sejak zaman Nabi peringatan seperti itu tidak pernah ada. Lagi pula hari raya resmi menurut ajaran agama cuma ada dua, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Akan tetapi Salahuddin kemudian menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang.
Salah satu kegiatan yang di prakarsai oleh Sultan Salahuddin pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji.
Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.
Kitab Al-Barzanji ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah SAW dan meningkatkan gairah umat. Dalam kitab itu riwayat Nabi saw dilukiskan dengan bahasa yang indah dalam bentuk puisi dan prosa (nasr) dan kasidah yang sangat menarik. Secara garis besar, paparan Al-Barzanji dapat diringkas sebagai berikut: (1) Sislilah Nabi adalah: Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusay bin Kitab bin Murrah bin Fihr bin Malik bin Nadar bin Nizar bin Maiad bin Adnan. (2) Pada masa kecil banyak kelihatan luar biasa pada dirinya. (3) Berniaga ke Syam (Suraih) ikut pamannya ketika masih berusia 12 tahun. (4) Menikah dengan Khadijah pada usia 25 tahun. (5) Diangkat menjadi Rasul pada usia 40 tahun, dan mulai menyiarkan agama sejak saat itu hingga umur 62 tahun. Rasulullah meninggal di Madinah setelah dakwahnya dianggap telah sempurna oleh Allah SWT.
Dalam Barzanji diceritakan bahwa kelahiran kekasih Allah ini ditandai dengan banyak peristiwa ajaib yang terjadi saat itu, sebagai genderang tentang kenabiannya dan pemberitahuan bahwa Nabi Muhammad adalah pilihan Allah. Saat Nabi Muhammad dilahirkan tangannya menyentuh lantai dan kepalanya mendongak ke arah langit, dalam riwayat yang lain dikisahkan Muhammad dilahirkan langsung bersujud, pada saat yang bersamaan itu pula istana Raja Kisrawiyah retak terguncang hingga empat belas berandanya terjatuh. Maka, Kerajaan Kisra pun porak poranda. Bahkan, dengan lahirnya Nabi Muhammad ke muka bumi mampu memadamkan api sesembahan Kerajaan Persi yang diyakini tak bisa dipadamkan oleh siapapun selama ribuan tahun.
Keagungan akhlaknya tergambarkan dalam setiap prilaku beliau sehari-hari. Sekitar umur tiga puluh lima tahun, beliau mampu mendamaikan beberapa kabilah dalam hal peletakan batu Hajar Aswad di Ka’bah. Di tengah masing-masing kabilah yang bersitegang mengaku dirinya yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Rasulullah tampil justru tidak mengutamakan dirinya sendiri, melainkan bersikap akomodatif dengan meminta kepada setiap kabilah untuk memegang setiap ujung sorban yang ia letakan di atasnya Hajar Aswad. Keempat perwakilan kabilah itu pun lalu mengangkat sorban berisi Hajar Aswad, dan Rasulullah kemudian mengambilnya lalu meletakkannya di Ka’bah.
Kisah lain yang juga bisa dijadikan teladan adalah pada suatu pengajian seorang sahabat datang terlambat, lalu ia tidak mendapati ruang kosong untuk duduk. Bahkan, ia minta kepada sahabat yang lain untuk menggeser tempat duduknya, namun tak ada satu pun yang mau. Di tengah kebingungannya, Rasulullah saw memanggil sahabat tersebut dan memintanya duduk di sampingnya.. Tidak hanya itu, Rasul kemudian melipat sorbannya lalu memberikannya pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Melihat keagungan akhlak Nabi Muhammad, sahabat tersebut dengan berlinangan air mata lalu menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk, tetapi justru mencium sorban Nabi Muhammad saw tersebut.
Bacaan shalawat dan pujian kepada Rasulullah bergema saat kita membacakan Barzanji di acara peringatan maulid Nabi Mauhammad saw, Ya Nabi salâm ‘alaika, Ya Rasûl salâm ‘alaika, Ya Habîb salâm ‘alaika, ShalawatulLâh ‘alaika… (Wahai Nabi salam untukmu, Wahai Rasul salam untukmu, Wahai Kekasih salam untukmu, Shalawat Allah kepadamu…)
Kemudian, apa tujuan dari peringatan maulid Nabi dan bacaan shalawat serta pujian kepada Rasulullah? Dr. Sa’id Ramadlan Al-Bûthi menulis dalam Kitab Fiqh Al-Sîrah Al-Nabawiyyah: “Tujuannya tidak hanya untuk sekedar mengetahui perjalanan Nabi dari sisi sejarah saja. Tapi, agar kita mau melakukan tindakan aplikatif yang menggambarkan hakikat Islam yang paripurna dengan mencontoh Nabi Muhammad saw.”
Sarjana Jerman peneliti Islam, Annemarie Schimmel dalam bukunya, Dan Muhammad adalah Utusan Allah: Penghormatan terhadap Nabi saw dalam Islam (1991), , menerangkan bahwa teks asli karangan Ja’far Al-Barzanji, dalam bahasa Arab, sebetulnya berbentuk prosa. Namun, para penyair kemudian mengolah kembali teks itu menjadi untaian syair, sebentuk eulogy bagi Sang Nabi. Pancaran kharisma Nabi Muhammad saw terpantul pula dalam sejumlah puisi, yang termasyhur: Seuntai gita untuk pribadi utama, yang didendangkan dari masa ke masa.
Untaian syair itulah yang tersebar ke berbagai negeri di Asia dan Afrika, tak terkecuali Indonesia. Tidak tertinggal oleh umat Islam penutur bahasa Swahili di Afrika atau penutur bahasa Urdu di India, kita pun dapat membaca versi bahasa Indonesia dari syair itu, meski kekuatan puitis yang terkandung dalam bahasa Arab kiranya belum sepenuhnya terwadahi dalam bahasa kita sejauh ini.
Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa karya Ja’far Al-Barzanji merupakan biografi puitis Nabi Muhammad saw. Dalam garis besarnya, karya ini terbagi dua: ‘Natsar’ dan ‘Nadhom’. Bagian Natsar terdiri atas 19 sub bagian yang memuat 355 untaian syair, dengan mengolah bunyi “ah” pada tiap-tiap rima akhir. Seluruhnya menurutkan riwayat Nabi Muhammad saw, mulai dari saat-saat menjelang beliau dilahirkan hingga masa-masa tatkala paduka mendapat tugas kenabian. Sementara, bagian Nadhom terdiri atas 16 sub bagian yang memuat 205 untaian syair, dengan mengolah rima akhir “nun”.
Dalam untaian prosa lirik atau sajak prosaik itu, terasa betul adanya keterpukauan sang penyair oleh sosok dan akhlak Sang Nabi. Dalam bagian Nadhom misalnya, antara lain diungkapkan sapaan kepada Nabi pujaan” Engkau mentari, Engkau rebulan dan Engkau cahaya di atas cahaya“.
Di antara idiom-idiom yang terdapat dalam karya ini, banyak yang dipungut dari alam raya seperti matahari, bulan, purnama, cahaya, satwa, batu, dan lain-lain. Idiom-idiom seperti itu diolah sedemikian rupa, bahkan disenyawakan dengan shalawat dan doa, sehingga melahirkan sejumlah besar metafor yang gemilang. Silsilah Sang Nabi sendiri, misalnya, dilukiskan sebagai “Untaian Mutiara”.
Betapapun, kita dapat melihat teks seperti ini sebagai tutur kata yang lahir dari perspektif penyair. Pokok-pokok tuturannya sendiri, terutama menyangkut riwayat Sang Nabi, terasa berpegang erat pada Alquran, hadist, dan sirah nabawiyyah. Sang penyair kemudian mencurahkan kembali rincian kejadian dalam sejarah ke dalam wadah puisi, diperkaya dengan imajinasi puitis, sehingga pembaca dapat merasakan madah yang indah.
Salah satu hal yang mengagumkan sehubungan dengan karya Ja’far Al-Barzanji adalah kenyataan bahwa karya tulis ini tidak berhenti pada fungsinya sebagai bahan bacaan. Dengan segala potensinya, karya ini kiranya telah ikut membentuk tradisi dan mengembangkan kebudayaan sehubungan dengan cara umat Islam diberbagai negeri menghormati sosok dan perjuangan Nabi Muhammad saw.
Kitab Maulid Al-Barzanji ini telah disyarahkan oleh Al-’Allaamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad yang terkenal dengan panggilan Ba`ilisy yang wafat tahun 1299 H dengan satu syarah yang memadai, cukup elok dan bermanfaat yang dinamakan ‘Al-Qawl Al-Munji ‘ala Mawlid Al-Barzanji’ yang telah banyak kali diulang cetaknya di Mesir.
Di samping itu, telah disyarahkan pula oleh para ulama kenamaan umat ini. Antara yang masyhur mensyarahkannya ialah Syaikh Muhammad bin Ahmad ‘Ilyisy Al-Maaliki Al-’Asy’ari Asy-Syadzili Al-Azhari dengan kitab ’Al-Qawl Al-Munji ‘ala Maulid Al-Barzanji’. Beliau ini adalah seorang ulama besar keluaran Al-Azhar Asy-Syarif, bermazhab Maliki lagi Asy`ari dan menjalankan Thoriqah Asy-Syadziliyyah. Beliau lahir pada tahun 1217 H / 1802M dan wafat pada tahun 1299 H / 1882M.
Ulama kita kelahiran Banten, Pulau Jawa, yang terkenal sebagai ulama dan penulis yang produktif dengan banyak karangannya, yaitu Sayyidul Ulamail Hijaz, An-Nawawi Ats-Tsani, Syaikh Muhammad Nawawi Al-Bantani Al-Jawi turut menulis syarah yang lathifah bagi Maulid al-Barzanji dan karangannya itu dinamakannya ‘Madaarijush Shu`uud ila Iktisaail Buruud’. Kemudian, Sayyid Ja’far bin Sayyid Isma`il bin Sayyid Zainal ‘Abidin bin Sayyid Muhammad Al-Hadi bin Sayyid Zain yang merupakan suami kepada satu-satunya anak Sayyid Ja’far al-Barzanji, juga telah menulis syarah bagi Maulid Al-Barzanj tersebut yang dinamakannya ‘Al-Kawkabul Anwar ‘ala ‘Iqdil Jawhar fi Maulidin Nabiyil Azhar’. Sayyid Ja’far ini juga adalah seorang ulama besar keluaran Al-Azhar Asy-Syarif. Beliau juga merupakan seorang Mufti Syafi`iyyah. Karangan-karangan beliau banyak, antaranya: “Syawaahidul Ghufraan ‘ala Jaliyal Ahzan fi Fadhaail Ramadhan”, “Mashaabiihul Ghurar ‘ala Jaliyal Kadar” dan “Taajul Ibtihaaj ‘ala Dhauil Wahhaaj fi Israa` wal Mi’raaj”. Beliau juga telah menulis sebuah manaqib yang menceritakan perjalanan hidup dan ketinggian nendanya Sayyid Ja’far Al-Barzanji dalam kitabnya “Ar-Raudhul A’thar fi Manaqib As-Sayyid Ja’far”.
Kitab Al-Barzanji dalam bahasa aslinya (Arab) dibacakan dalam berbagai macam lagu; rekby (dibaca perlahan), hejas (dibaca lebih keras dari rekby ), ras (lebih tinggi dari nadanya dengan irama yang beraneka ragam), husein (memebacanya dengan tekanan suara yang tenang), nakwan membaca dengan suara tinggi tapi nadanya sama dengan nada ras, dan masyry, yaitu dilagukan dengan suara yang lembut serta dibarengi dengan perasaan yang dalam
Di berbagai belahan Dunia Islam, syair Barzanji lazimnya dibacakan dalam kesempatan memeringati hari kelahiran Sang Nabi. Dengan mengingat-ingat riwayat Sang Nabi, seraya memanjatkan shalawat serta salam untuknya, orang berharap mendapat berkah keselamatan, kesejahteraan, dan ketenteraman. Sudah lazim pula, tak terkecuali di negeri kita, syair Barzanji didendangkan – biasanya, dalam bentuk standing ovation – dikala menyambut bayi yang baru lahir dan mencukur rambutnya.
Pada perkembangan berikutnya, pembacaan Barzanji dilakukan di berbagai kesempatan sebagai sebuah pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik. Misalnya pada saat kelahiran bayi, upacara pemberian nama, mencukur rambut bayi, aqiqah, khitanan, pernikahan, syukuran, kematian (haul), serta seseorang yang berangkat haji dan selama berada disana. Ada juga yang hanya membaca Barzanji dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti penampilan kesenian hadhrah, pengumuman hasil berbagai lomba, dan lain-lain, dan puncaknya ialah mau’idhah hasanah dari para muballigh atau da’i.
Kini peringatan Maulid Nabi sangat lekat dengan kehidupan warga Nahdlatul Ulama (NU). Hari Senin tanggal 12 Rabi’ul Awal kalender hijriyah (Maulud). Acara yang disuguhkan dalam peringatan hari kelahiran Nabi ini amat variatif, dan kadang diselenggarakan sampai hari-hari bulan berikutnya, bulan Rabius Tsany (Bakda Mulud). Ada yang hanya mengirimkan masakan-masakan spesial untuk dikirimkan ke beberapa tetangga kanan dan kiri, ada yang menyelenggarakan upacara sederhana di rumah masing-masing, ada yang agak besar seperti yang diselenggarakan di mushala dan masjid-masjid, bahkan ada juga yang menyelenggarakan secara besar-besaran, dihadiri puluhan ribu umat Islam.
Para ulama NU memandang peringatan Maulid Nabi ini sebagai bid’ah atau perbuatan yang di zaman Nabi tidak ada, namun termasuk bid’ah hasanah (bid’ah yang baik) yang diperbolehkan dalam Islam. Banyak memang amalan seorang muslim yang pada zaman Nabi tidak ada namun sekarang dilakukan umat Islam, antara lain: berzanjen, diba’an, yasinan, tahlilan (bacaan Tahlilnya, misalnya, tidak bid’ah sebab Rasulullah sendiri sering membacanya), mau’idhah hasanah pada acara temanten dan mauludan.
Dalam ‘Madarirushu’ud Syarhul’ Barzanji dikisahkan, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa menghormati hari lahirku, tentu aku berikan syafa’at kepadanya di hari kiamat.” Sahabat Umar bin Khattab secara bersemangat mengatakan: “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!”
*) Diambil dari berbagai sumber

RESSETER EPSON L100


Resetter Epson L100 dan Cara Penggunaannya :
1. Nyalakan Espon L100 dan pastikan Espon L100 sudah connect dengan komputer dan terinstall drivernya.
2. Kemudian jalankan Resetter Epson L100, dengan dobel klik file "AdjProg cracked.exe"
3. Klik "accept" >> "Particular Adjusment Mode" >> Pilih "Waste ink pad Counter reset" >> klik "Check" >> centang "main pad counter, FL box counter, Ink tube Counter", kemudian klik "Initialization" >> "Finish".






4. Langkah selanjutnya matikan Epson L100, kemudian lepaskan kabel powernya.
5. Langkah terakhir pasang kembali kabel power printer dan nyalakan, tunggu beberapa saat sampai Epson L100 dan Epson L100 akan kembali normal.

OK, demikian tadi cara penggunaan resetter Epson L100, Untuk Link download resetter Epson L100 hanya via ziddu.

Download resseternya nih

Rabu, 29 Februari 2012

cara menghilangkan menu LOG ON pada windows xp


Pelanggan datang membawa laptop Axioo dan mengeluh dulunya tiap masuk windows tidak muncul tampilan login tapi sekarang muncul tampilan login dan harus mengisi password terlebih dahulu. Menyebalkan, padahal tidak pake password apapun.
Solusi:
1. buka menu Run, ketik control userpasswords2
2. pilih username yang digunakan, kemudian hilangkan centang untuk ini “Users must enter a user name and password to use this computer”
3. Setelah itu klik Ok. akan muncul windows Automatically Logon, pilih username dan kosongi saja passwordnya. Klik Ok
4. Selesai. silakan restrart komputernya
Selanjutnya mengubah tampilan shutdown
1. buka control panel, user account
pilih “Change the way user log on or off”
Use the Welcome screen dicentang kotaknya

Selasa, 28 Februari 2012

HARI HARI YANG DILARANG UNTUK BERBEKAM

Hari-hari Dilarang untuk Berbekam

1. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Barangsiapa berbekam pada hari Rabu atau hari Sabtu, lalu tertimpa wadhah [1], maka hendaklah dia tidak menyalahkan, melainkan dirinya sendiri.” [2]
2. Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Berbekam dilakukan dalam keadaan perut kosong adalah yang paling ideal, dimana ia akan menambah kecerdasan otak dan menambah ketajaman menghafal. Ia akan menambah seorang penghafal lebih mudah menghafal. Oleh karena itu, barangsiapa hendak berbekam, maka sebaiknya dia melakukannya pada hari Kamis dengan menyebut nama Allah. Hindarilah berbekam pada hari Jum’at dan hari Sabtu serta hari Ahad. Berbekamlah pada hari Senin dan Selasa. Hindarilah berbekam pada hari Rabu, karena Rabu merupakan hari di mana Nabi Ayyub tertimpa malapetaka. Tidaklah timbul penyakit kusta dan lepra, kecuali pada hari Rabu atau malam hari Rabu.” [3]
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullahu mengatakan:
“Mengenai pemilihan hari-hari bekam, di dalam kitab Jaami’nya, al-Khallal mengatakan: ‘Harb bin Isma’il menceritakan sebuah riwayat kepada kami, dia bercerita, aku pernah tanyakan kepada Imam Ahmad: ‘Apakah ada hari dimana bekam dilarang untuk dilakukan?’ Dia menjawab: ‘Bekam itu dilarang pada hari Rabu dan Sabtu.’
Masih dalam riwayat yang sama, dari al-Husain bin Hisan, bahwasanya dia pernah bertanya kepada Abu ‘Abdillah mengenai bekam, ‘Kapan bekam itu dilarang?’ Dia menjawab: ‘Pada hari Sabtu dan Rabu.’ Mereka juga berkata: ‘Pada hari Jum’at.’
Al-Khallal meriwayatkan dari Abu Salamah dan Abu Sa’id al-Maqbari, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, secara marfu’: “Barangsiapa berbekam pada hari rbu atau hari Sabtu, lalu dia ditimpa oleh panu atau lepra, maka janganlah dia mencela, kecuali dirinya sendiri.” [4]
Al-Khallal juga mengatakan: “Muhammad bin ‘Ali bin Ja’far memberitahu kami, bahwa Ya’qub bin Bakhtan menceritakan sebuah riwayat kepada mereka, dia bercerita: ‘Imam Ahmad pernah ditanya mengenai an-nurah (berkapur) dan berbekam pada hari Sabtu dan Rabu. Maka Imam Ahmad bin Hanbal memakruhkannya’.”
Lebih lanjut dia bercerita: “Telah disampaikan kepadaku oleh seseorang bahwa dia pernah bertanawwur (berkapur) dan juga berbekam pada hari Rabu, lalu dia terkena kusta. Maka kutanyakan kepadanya: ‘Apakah seakan-akan dia telah mengabaikan hadits yang ada?’ Dia menjawab: ‘Benar’.” Dalam kitab al-Afraad, karya ad-Daruquthni, dari hadits Nafi’, dia bercerita: ‘Abdullah bim ‘Umar pernah berkata kepadaku: ‘Darahku pernah bergolak, tolong panggilkan untukku seorang ahli bekam, tetapi jangan anak-anak dan tidak juga orang yang sudah tua renta, karena sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda…’ Kemudian dia menyebutkan hadits ‘Abdullahbin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma yang terdahulu.” [5]
Waktu dan Hari Berbekam Serta Bagian-bagian Tubuh yang Dibekam
1. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ketujuhbelas, kesembilanbelas, dan pada hari keduapuluh satu.” [6]
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Barangsiapa berbekam pada hari ketujuhbelas dan sembilanbelas serta keduapuluh satu maka dia akan mendapat kesembuhan dari segala macam penyakit.” [7]
3. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein [8]) dan punggung. Beliau biasa berbekam pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas, dan keduapuluh satu.” [9]
Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullahu mengatakan:
“Ini berarti segala macam penyakit disebabkan oleh darah. Hadits-hadits di atas sejalan dengan apa yang disepakati oleh para dokter, bahwa bekam di paruh bulan yang kedua, dan seperempat ketiga setelahnya lebih bermanfaat daripada awal dan akhir bulan. Jika dibutuhkan bekam akan tetap bermanfaat setiap saat meski dilakukannya pada awal atau akhir bulan.” [10]
Al-Khallal menceritakan: “Ishmah bin Isham memberitahuku, dia bercerita, Hanbali pernah memberitahu kami, dia berkata, Abu ‘Abdullah Ahmad bin Hanbal biasa berbekam setiap saat darah naik, dan kapan pun juga.”
Wallahu a’lam bish-shawab.
Catatan kaki:
[1] Wadhah berarti cahaya dan warna putih, dan terkadang juga diartikan penyakit lepra. Lihat kitab Mukhtaarush Shihaah, pada kata wadh-hun (hal. 726).
[2] Lihat kitab Kasyful Astaar ‘an-Zawaa-idil Bazaar, karya al-Haitami (III/388).
[3] Lihat kitab Shahih Sunan Ibni Majah (II/261) karya Imam Al-Albani.
[4] Zaadul Ma’aad (IV/61).
[5] Ibid.
[6] Lihat kitab Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani rahimahullahu (II/204).
[7] HR. Abu Dawud (no. 3861), lihat kitab Shahih Sunan Abi Dawud (II/732).
[8] Urat yang terdapat di leher sebelah kanan dan kiri.
[9] Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi di dalam kitab Sunan-nya (no. 2052). Dan di dalam kitab Mukhtashar asy-Syamaa-il (hal. 190), Abu Dawud (no. 3860), Ibnu Majah (no. 3483), Ahmad (III/119-192), sanadnya shahih. Dan dinilah shahih oleh al-Hakim dan adz-Dzahabi.
[10] Zaadul Ma’aad (IV/59).
Sumber: Bekam Cara Pengobatan Menurut Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam, karya Dr. Muhammad Musa Alu Nashr (penerjemah: M. Abdul Ghoffar E.M) penerbit: Pustaka Imam Asy-Syafi’i cet. Pertama Muharram 1426 H – Maret 2005 M, hal. 79-83.